
Burung
kiwi merupakan salah satu dari sekian banyak burung yang tidak bisa terbang.
Burung kiwi termasuk burung yang cukup unik dan endemik. Endemik maksudnya
burung kiwi hanya ada di suatu wilayah tertentu, yaitu di Selandia Baru.
Persebarannya hanya ada di Selandia Baru.Burung kiwi merupakan burung yang hidupnya
nokturnal yaitu keluar dan mencari makan pada waktu malam hari. Kiwi biasa
mencari makan di malam hari. Itulah yang membuat kiwi jarang terlihat oleh
manusia. selain itu, kiwi juga termasuk burung pemalu. Untuk mengambil makanan
dari dalam tanah, burung kiwi biasa menggunakan paruhnya yang panjang dan tajam. Uniknya,
diujung paruhnya itu terdapat indra penyecap makanan. Makanan kegemarannya
adalah cacing tanah, serangga tanah, buah–buahan semak, dan hewan–hewan kecil
yang berbau. biasanya kiwi tinggal di dalam lubang–lubang akar pohon besar.
Musim kimpoi adalah saat membuat teritori. Ukuran teritori ditentukan oleh
sejauh mana suara teriakan sang pejantan masih bisa terdengar. Luasnya
bervariasi, dari hanya 2 hektar hingga lebih dari 100 hektar. Burung ini hanya
memiliki satu pasangan selama hidupnya. Tak seperti burung-burung lain di luar
Selandia Baru, yang hidup bersama hewan mamalia, burung-burung Selandia Baru
mengeluarkan bau menyengat saat memproduksi lilin untuk melindungi bulu-bulu
mereka. Disaat tidur kiwi gemar melipat paruh dan kepalanya kedalam, kemudian
menutupinya dengan bulu–bulunya. Kalau bertamu musuh, kiwi akan menyelamatkan
diri dengan berlari.
A.
Morfologi
Burung Kiwi
Burung
kiwi adalah salah satu dari jenis burung yang tidak bisa terbang. Tubuhnya bisa
tumbuh hingga seukuran ayam, dengan bobot 2-5 kg. Burung yang konon bisa hidup
selama 20 tahun ini adalah burung yang setia kepada pasangannya. Hanya anehnya
sang betina lebih dominan dalam perkawinan Model pengaturan seperti ini
ternyata sangat istimewa dan adil. Hal ini sangat langka bahkan di dunia burung
dan banyak keistimewaan dari burung kiwi ini dibanding dengan burung lain Dalam
masa berbiak energi sang betina sebagian besar akan dihabiskan untuk
mengeluarkan telur. Walau hanya 1-2 butir, ukuran telur burung Kiwi luar biasa
besar. Selain ukurannya, berat telur ini sungguh mengherankan, bobotnya bisa
mencapai 25% berat tubuh induknya! Dibandingkan kerabatnya, burung unta yang
telurnya cuma 2% dari berat tubuh induknya, dan berat bayi manusia kira-kira
hanya 5% saja dari berat ibunya dan telur ini dierami sekitar 75 hari – 80
hari. Oleh karena itu, pekerjaan selebihnya dilakukan si pejantan, termasuk
urusan merapikan sarang, mengerami telur, sampai menemani si kecil mencari
makan setelah telurnya menetas. diantaranya lubang hidung burung Kiwi terdapat
hampir di ujung paruhnya, tidak punya ekor dan sayapnya sangat kecil, oleh
karena keadaan sayapnya yang sangat kecil itu burung kiwi tidak bisa terbang.
Paruhnya langsing dan tajam hal ini sesuai dengan makanannya yaitu hewan- hewan
kecil seperti cacing dan hewan- hewan lain. Lubang hidung burung kiwi terdapat
hampir di ujung paruhnya.
B. Habitat
Daerah
persebaran alami spesies burung ini pun terbatas hanya di Selandia Baru. Burung
ini terdapat dalam tiga spesies, Apteryx australis terdapat di tiga pulau utama
Selandia Baru. Sementara Apteryx oweni dan Apteryx haasti hanya terdapat di
pulau Selatan saja.
C.
Upaya
Perlindungan
Saat
ini spesies kiwi termasuk sebagai hewan langka, maka dengan dijadikannya ia
sebagai ikon Negara akan mendorong banyak upaya pelestarian dan perlindungan
bagi kelangsungan hidup kiwi agar tidak punah.
D. Klasifikasi
Burung Kiwi
Kerajaan:
|
||
Filum:
|
||
Kelas:
|
||
Ordo:
|
||
Famili:
|
Apterygidae
G.R. Gray, 1840 |
|
Genus:
Jenis
|
Apteryx
Shaw, 1813
Apteryx
australis
Apteryx
oweni
Apteryx
haasti
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar